Minggu, 16 Juli 2017

Palette

Palette is one of my fav song, the lyric is so real
Love GD's rap

Above twenty, below thirty
In between right there
Age where i'm neither a kid or an adult
When i am just me
😏

Trip

#Waterfall

Jumat, 17 April 2015

Sinopsis We All Cry Differently

We All Cry Differently


Ryu Ji Hye dia adalah siswi sekolah menengah atas, ia sedang mengerjakan tugas matematikanya berteriak dengan kesal “Tenanglah”. Teriakan itu ia tunjukkan untuk cicadas yang terus mendenging meyuarakan diri pada alam di malam hari. Tak mau ketinggalan anjing tetangga sebelah ikut meramaikan suasana malam yang seharusnya sunyi, Ryu Ji Hye makin kesal. Meskipun merasa terganggu Ryu Ji Hye tetap melanjutkan belajarnya.
                Di luar terdengar teriakan ibu Ji Hye yang mencoba menghentikan kakak laki-laki Ji Hye, yaitu Ji Han, yang pergi mengendarai motor. Ji Hye tak tahan degan keramaian malam itu dia tak sanggup menahan kesalnya dia mengadu kepalanya dengan meja.
                Suatu hari di masa lalu Ji Hye dan kakak laki-lakinya berada dalam pelukan ayahnya dan ibunya mencoba mengajaknya pergi  dan hidup bersama karena orang tuanya akan berpisah. Saat itu adalah dilema terhebat di dalam hidupnya. Ji Hye kecil hanya bisa diam dan memandangi matahari yang bersinar terik di atasnya diiringi suara cicadas yang begitu nyaring. Ji Hye berucap dalam hati “Pergi atau tidak?”

“Ayah atau ibu?” dengan memandangi orang tuanya secara bergantian dia memutuskan bahwa  yang akan memberinya es krim paling banyak yang akan dia pilih.
                “Apa kamu akan pergi?” sebuah suara membuyarkan lamuan Ji Hye , dia adalah teman satu kelasnya, mereka sedang berada di kantor guru untuk megisi formulir program belajar bahasa Inggris di luar negeri, kesempatan yang hanya diberikan pada mereka yang berprestasi. Guru pembimbing mengarahkan prosedur pendaftaran kegiatan itu dan meyakinkan Ji Hye agar ikut serta karena ini  adalah kesempatan yang bagus.

                Siang hari yang terik saat jam istirahat Ji Hye dan temanya sedang duduk di taman , mereka bersantai dan membahas program belajar bahasa Inggris , Ji Hye bermimpi suatu saat dia bisa ke Inggris , dia begitu mengagumi Negara asal The Beatles itu. Kesempatan untuk pergi dan tinggal di sana akhirnya datang melalui kegiatan belajar bahasa asing dari sekolahnya, tapi ada keraguan saat mengetahui persyaratan yang harus ia penuhi agar bisa ikut serta.
                Dengan kesal dia bilang “Berisik”. 
Temanya yang dari tadi mengungkapkan pendapatnya tentang kegiatan belajar di luar negeri yang sepertinya menyenangkan bagai liburan musim panas, bertanya “Aku?”.
Dengan cepat Ji Hye menjelaskan kalau ucapan itu ia tunjukan untuk cicadas yang mendeging begitu keras. Dia bahkan berpendapat bahwa suara cicadas itu adalah polusi karena menggangu ketenangan, dan ia berniat melaporkan pada pemerintah. Selain itu dia lebih menyukai kecoak dari pada cicadas yang begitu berisik. Temanya hanya tersenyum menanggapinya.

                Di rumahnya Ji Hye selesai mandi dan membuka rice cooker dan ternyata nasi di dalamya basi dan berjamur. Ji Hye yang sudah lapar akhirnya membuat ramen. *Praktis dan cepat, makan ramen di dalam drama korea adalah kebudayaan.
Ibu dan kakak laki-lakinya baru pulang dan mereka bertengkar karena sepeda motor, Ibu Ji hye tidak mengizinkan ada motor di rumahnya. Ji Hye hanya diam dan terus makan ramen.

Selesai makan Ji Hye mendatangi ibunya dan menyodorkan formulir dari sekolah, ibunya yang sedang mengobrol dengan bosnya di telefon mengambil kertas itu dan menuliskan nomor yang disebutkan oleh bosnya. Ji Hye kaget melihatnya namun mencoba tenang karena ia ingin meminta uang untuk program belajar ke Inggris itu .
Ibunya bertanya “Ada apa?”
“Ibu punya $2,000?” Tanya Ji Hye balik
Ibunya menanyakan apa maksudnya $2,000, degan tenang Ji Hye membalik formulirnya.
Ji Hye dan ibunya berdebat , mempermasalahkan program yang akan Ji Hye ikuti.
Pada akhirnya pendapat Ji Hye mambuatnya mendapatkan $2,000.
                Ji Hye membuat esai untuk memenuhi persyaratan pendaftaran, dengan usil kakaknya mendorong Ji Hye hingga jatuh dari kursi lalu menendang kursi yang diduduki Ji Hye, dengan alasan akan memakai komputer. Ji Hye dengan kesal bangkit dang meneruskan tugasnya, kakanya tak menyerah begitu saja dengan terus mengancam, saat masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Ji Han jatuh tersungkur dan berteriak “Kecoak!”
                Dengan histeris dia menghampiri Ji Hye memintanya untuk membunuh kecoak itu, dengan senyum kemenangan Ji Hye memenginginkan komputer itu dipakainya sampai tugasnya selesai. Tanpa pikir pajang kakaknya setuju begitu saja. Berbekal buku tebal dan lemparan yang jitu kecoak tak mampu menghindarinya.Saat membuang kecoak Ji Hye bergidik ngeri membayangkan jika kecoak hidup bersama manusia dengan bersuara, akan lebih menakutkan daripada cicadas. Sejauh ini menurutnya kecoak bisa hidup dengan manusia karena kecoak hanya bergerak tanpa suara.
                Saat sarapan dimanfaatkan oleh Ji Han untuk merayu ibunya agar memanggil pembasmi serangga, karena dia yakin ada banyak kecoak di rumahnya. Ibunya hanya menanggapinya dengan santai karena dia tahu Ji Han phobia pada kecoak. Mereka akhirnya berdebat , dan membuat suasana sarapan pagi menjadi ramai. Ji Hye tetap makan degan santai dan berucap di dalam hati.
“Ajing menggonggong, Cicadas mendenging, mereka bersuara dengan jelas tapi kecoak hanya diam.” “Mereka seperti itu untuk bertahan hidup.”
” Bagaimana manusia bertahan hidup?”
“Mereka menjadi paling berisik di antara semuanya.”
                Ryu Ji Hye masuk kamar setelah sarapan , hari ini dia tidak berangkat sekolah selain karena hari ini hari ulang tahun sekolah , dia akan pergi membuat paspor. Ibunya tak bisa menemani jadi dia berpesan agar menelfonnya kalau ada masalah. Ji hye pergi sendirian , saat di jalan dia terganggu dengan suara cicadas , dan berusaha mengabaikannya.
Saat gilirannya menyerahkan dokumen ke petugas pembuat paspor Ji Hye terkendala masalah , dia terdaftar sebagai anggota keluarga ayahnya jadi dia harus mendapat persetujuan ayahnya sebagai wali sahnya. Dia dianjurkan membawa ayahnya .Ji Hye yang sudah 10 tahun lebih kehilangan kontak dengan ayahnya mencoba memberi pengertian agar paspornya bisa diproses.  Tapi tetap saja paspor Ji Hye tidak bisa diterbitkan. Dia menghubungi ibunya yang sedang sibuk bekerja dan dengan kesal Ji Hye mengadu pada ibunya.
                Sampainya di rumah Ji Hye membongkar dokumen ibunya mencari alamat ayahnya, karena masa lalu ayahnya yang memiliki banyak hutang jadi tak ada kepastian di mana ayahya tinggal. Ji Hye baru menyadari baru saat ini dia berusaha mencari ayahnya. Ibunya pulang dan kaget mendapati kamarnya yang berantakan, Ji Hye duduk diam di sana, ibunya mencoba menenangkan , kalau Ji Hye tidak memerlukan ayahnya untuk membuat paspor setelah beberapa tahun lagi. Tapi kenyataanya paspor itu ia butuhkan saat ini bukannya beberapa tahun lagi. Ji Hye tak tahan lagi dan melampiskan kemarahanya pada buku-bukunya.
Ji Hye marah bukan hanya karena tidak bisa membuat paspor tapi dia baru sadar selama ini dia tak pernah memcoba mencari ayahya atau peduli di mana ayahya.
                Tak menyerah Ji Hye mecari alamat ayahnya di kamar Ji Han. Dia menemukan foto keluarga mereka ketika masih bersama, dan menemukan surat yang dikirim ayahnya untuk kakaknya. Tiba-tiba Ji Han muncul dan bertanya kenapa dia berada di kamarnya.  Ji Hye kaget dan mencoba beralasan kalau di sana ada kecoak dan dia mecoba mengusirnya. Ji Hye tahu pasti sifat kakanya yang tempramen . Dengan menyebutkan kata “Kecoak” Ji han yang begitu marah awalnya berubah menjadi panik. Dengan lihai Ji Hye melarikan diri dari kamar kakanya, dan yang ditinggal melompat-lompat histeris . Ji Han menyusul Ji Hye ke kamarnya yang sudah dia kunci dari dalam. Ji Han terus berteriak dan menendangi pintu kamar Ji Hye. Ji Hye di dalam kamar mencoba menghubungi alamat pada surat yang dikirim ayahnya.
                Di sekolah Ji Hye menghadap gurunya memberitahukan kalau dia tak bisa mengikuti program ke Inggris karena pasporya tidak bisa diterbitkan. Gurunya kecewa dan marah dengan masalah itu, namun tiba-tiba ibu teman Ji Hye yang sedang berkunjung ke sekolah menyapanya, ibunya Seong Yeon yang langsung mengenali Ji Hye mencoba meredam kemarahan guru Ji Hye. Ji Hye dan keluarga Seong Yeon makan bersama, dan ayah Seong Yeon yang seorang pengacara menawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalah paspor Ji Hye. Orang tua Seong Yeon senang karena putrinya juga akan mengikuti program yang sama dengan Ji Hye dan percaya Seong Yeon akan aman kalau pergi bersama Ji Hye ke Inggris.
                Di rumah Ji Hye dengan semangat belajar karena masalah paspornya terselesaikan.
Namun suasana berubah suram ketika ibunya dan Ji Han tiba, Ji Han terlibat perkelahian dan harus membayar ganti rugi agar tidak masuk penjara. Ibu Ji Hye menyarankan agar Ji Hye membatalkan rencananya pergi ke Inggris, karena mereka harus berhemat untuk hidup. Dengan marah Ji Hye berkata, “Karena kakaknya adalah kriminal, seharusya dia dipenjara.”
                Esok paginya Ji Hye menghadap gurunya membatalkan keikutsertaannya , dan dia menjelaskan kali ini dia terkendala oleh biaya. Guruya pun pasrah karena tak bisa membantu. Seong Yeon yang mengetahui masalah Ji Hye menawarinya bantuan, tapi Ji Hye tak mau merepotkannya. Seong Yeo dan  Ji Hye begitu akrab dan terlihat begitu jelas perbedaan mereka , namun perbedaan itu mempererat persahabatan mereka. Ji Hye yang pendiam dan mandiri sedangkan Seong Yeon yang ceria dan manja.
Ji Hye mendapat pesan dari ibunya yang mengajaknya makan malam di luar, karena Ji Hye masih kesal alih-alih menjawab pesan ibunya, dia justru mematikan smart phonenya.

                Pulang dari sekolah Ji Hye bertemu Ji Han di depan rumah yang bersiap pergi dengan temannya . Tanpa mempedulikan kakaknya yang mencoba menyapanya Ji Hye berlalu begitu saja. Teman Ji Han yang begitu penasaran bertanya, “Siapa dia?”
“Adikku” jawab Ji Han pendek.
Temanya terus bertanya tentang siapa nama adik Ji Han , berapa umurnya, bahkan mengungkapkan kalau Ji Hye tidak mirip Ji Han. Tidak tahan dengan sikap Ji Hye yang mengabaikannya, Ji Han mengajak temannya pergi. Ji Hye tidur di sofa saat hpnya berbunyi, ternyata dari ayahya. Dengan canggung Ji Han menanyakan kabar ayahnya, Ji Hye curiga kalau ayahnya sedang tidak  sehat, tanpa mengelak ayahnya mengakui kalau dia menderita kanker hati. Ayahnya mengungkapakan kesalahannya karena terlibat banyak hutag sehingga tidak bisa bersama Ji Hye dan dia berharap bisa kembali bersama keluarganya sebelum meninggal.
                Pagi hari saat sarapan Ji Hye bertanya kepada ibunya kenapa ibunya bercerai dengan ayahnya, dan ibunya menjawab ayahnya selalu mabuk-mabukan, terlibat banyak hutang dan peramal bilang mereka tidak bisa hidup bersama.
Ji Hye berjalan menuju kelas, gurunya memanggil dan memberitahunya kalau Ji Hye bisa ikut pergi ke Inggris tanpa megkhawatirkan biayanya karena ada sponsor dari Departemen Pendidikan yang akan menanggung semua biaya untuk Ji Hye.       Dengan bahagia Ji Hye pergi ke kelas.
Ji Hye dan Seong Yeon ke toko buku , mereka membeli buku dan dengan tulusnya Seong Yeon membayar buku yang dibeli Ji Hye dengan alasan sebagai ucapan selamat atas kesempatan yang di dapat Ji Hye.
                Sepulangnya dari toko buku mereka bertemu kakak Ji Hye bersama teman-teman motornya. Ji Hye yang masih kesal dengan Ji Han mengabaikanya , Ji Han hanya diam melihat saat Ji Hye dan Seong Yeon lewat. Tapi teman Ji Han yang dulu pernah melihat Ji Hye menghadang mereka, dan mencoba meyakinkan dirinya kalo Ji Hye adiknya Ji han yang pernah ia lihat. Ji Han menyangkal dan bilang kalau Ji Hye bukan adiknya. Saat ada salah satu temannya yang mencoba mengganggu Ji Hye , Ji Han langsung marah.
Di dalam bus Seong Yeon berkomentar kalau rombongan itu para berandal. Ji Hye hanya diam melihat kakaknya dari dalam bus. Hp Ji Hye berbunyi , telfon dari ayahnya.
                Di rumah Ji Hye melihat jangkrik yang bersuara dia menjatuhkan gelas yang ia pegang dan berlari ke kamarnya.
Ji Hye menelfon ibunya yang sedang bersama teman-teman kantornya. Dia merengek kenapa ibunya belum memanggil pembasmi serangga, dia tidak tahan dengan suara jangkrik. Ibunya yang tidak mengerti alasan Ji Hye menutup telfonnya. Hp Ji Hye berbunyi telfon dari ayahya lagi . Ji Hye yang sedang memiliki suasana hati yang buruk mecopot battery hpnya.
                Ji Han sedang bersma teman-teman motornya dan salah satu temannya yang mengganggu Ji Hye dulu mengejeknya kalau Ji Hye pecundang , takut pada adik perempuannya. Ji Han masih kalem menghadapi celotehan temannya itu namun begitu marah saat temannya mengatakan “Adik perempuanmu , aku tak akan mau kalaupun kau memberikannya kepadaku.”
Merekapun berkelahi sampai temannya tercebur ke sungai dengan penuh emosi Ji Han memukulinya, meskipun ada yang mencoba melerai mereka, begitu sulit karena di dalam air.
                Di kelas Ji Hye mendapat hukuman karena tidak mengerjaka PR, Seong Yeon heran karena ini pertama kalinya bagi Ji Hye yang memiliki prestasi bagus di sekolah. Ji Hye diajak Soeng Yeon ke kantor ayahnya, di sana saat menunggu ayah Seong Yeon yang sedang ada tamu Ji Hye terkejut melihat Ibu dan kakaknya keluar dari ruangan ayah Seong Yeon. Ji Han hanya diam dan ibu bertanya kenapa Ji Hye ada di sini saat melihat Ji Hye. Ji Hye malu dan begitu marah, dia pergi keluar ibu mengejarnya.
                Di luar gedung Ji Hye sudah bisa menduga pasti Ji Han membuat masalah lagi. Ibu dan Ji Hye bertengkar, Ji Han mencoba melerai tapi Ji Hye yang begitu marah malah merendahkan sikap dewasa Ji Han, Ji Hye mengungkapkan bahwa dia malu punya keluarga seperti itu. Ibu refleks menampar Ji Hye .
Dengan penuh emosi Ji Hye berlari meninggalkan kakak dan Ibunya. Dia menangis di sepanjang jalan .

“Kecoak”
“Keluarga kecoak, sebuah keluarga yang bahkan lebih berisik.”
“Aku hidup di dalam keluarga kecoak , berfikir bahwa aku ini manusia.”
“Tapi ketika ibuku menamparku , aku sadar.”
“Ah, aku dulu adalah kecoak di dalam keluarga ku. Diam sepanjang waktu.” Semua kalimat itu terucap dari dalam hati Ji Hye.
                Ibu menanti Ji Hye di depan rumah sambil mencoba menghubunginya, Ji Hye muncul dan tak bersemangat menanggapi kekhawatiran ibunya. Dia berjalan masuk rumah setelah berkata kepada ibunya agar ibunya tak ikut campur urusannya . Ayah Ji Hye menghubunginya, dengan cuek ia menjawab pertanyaan ayahnya. Ji Hye tak mempedulikan ide ayahnya yang ingin kembali hidup bersama-sama lagi. Ji Hye beralasan kalau dia sibuk, dan ingin mengakhiri obrolan mereka, tanpa Ji Hye sadari kondisi ayahya  di seberang sana. Ayahnya berpesan agar Ji Hye jangan hidup seperti itu, belum selesai pesan ayahnya sambungan telfonnya terputus.



                Ji Hye sedang mengerjakan soal ujian di kelas dia tidak bisa berkonsentrasi karena teringat percakapan dengan ayahnya semalam.

Ji Hye dan Seong Yeon berada di pinggir danau , mereka membahas tes yang baru saja mereka lalui.
Ji Hye sampai di rumah tanpa semangat karena tadi dia tidak bisa konsentrasi saat ujian. Ibu dan Ji Han hanya duduk dalam diam, Ji Hye mencoba bertanya apa yang sedang terjadi. Ibu malah bertanya kenapa hp Ji Hye tidak bisa dihubungi, Ji Hye menjawab kalau hari ini dia ada tes.

Ji Han berkata kalau ayah mereka meninggal dunia. Ayahnya tergeletak meninggal di jalan. Dan keluarganya juga tak ada yang bisa dihubungi. Mereka medapat kabar itu dari pihak yang mencari Ji Hye karena Ji Hye ada di daftar keluarga ayahnya. Ibu mengungkapkan masalah yang terjadi sebenarnya mereka tidak tahu bisa menghadiri pemakaman atau tidak karena kalau mereka hadir berarti mereka akan menanggung warisan hutang yang ditinggalkan ayah Ji Hye.
Ibu menyarankan agar memikirkan masalah ini sampai besok pagi.
                Di halaman sekolah Ji Hye dan Seong Yeon bertemu ayah Seong Yeon yang menjemput putriya. Dengan ramah ayah Seng Yeon menyapa dan menawari tumpangan pada Ji Hye untuk pulang.
Dengan sopan Ji Hye menolaknya, lalu ayah Seong Yeon mengucapkan belasungkawa atas kepergian ayah Ji Hye. Ji Hye memberi hormat dan berjalan pulang. Sampainya di rumah dia menuju kamar Ji Han dan membaca surat yang dulu dikirim ayahnya untuk Ji Han. Di dalamnya meskipun surat itu untuk Ji Han namun isinya semua tentang Ibu dan Ji Hye.

Di pinggir sungai Ji Han duduk diam bersama teman-teman motornya, Ji Hye menghampirinya dan mengajaknya pulang. Ji Han diam dan bangkit , Ji Hye menggandeng tangannya. Mereka pulang bersama. Sampainya di rumah Ji Hye memberitahu kakak dan ibunya dia akan membuat surat penolakan warisan dari ayahya karena warisan itu adalah semua hutang ayahnya. Dan saran itu ia dapat dari ayah Seong Yeon. Mereka juga dianjurkan lebih baik tidak menghadiri pemakaman ayahya. Ji Han hanya menanggapinya dengan dingin
“Penolakan atau apapun itu, tulis saja besok.”
“Bahagia?” Ji han menambahkan “Aku pergi.”

Saat  Ji Han memakai sepatunya, Ji Hye beridiri menuju kamarnya, Ibunya mulai menangis.
Ji Han menangis, Ji Hye pun terduduk dan ikut menangis.
“Anjing menggonggong, Cicadas mendenging,Kami bertiga menangis dengan cara yang berbeda.”
“Manusia menangis dalam rangka bertahan hidup dengan caranya masing-masing.”
Ji Hye tiba-tiba sadar dengan pesan terakhir ayahnya, yang menyuruh Ji Hye tidak hidup seperti itu. Hi
dup dengan menutup telinga terhadap tangisan kakak dan ibunya.


                Di pagi hari yang cerah Ji Hye ribut mencari paspornya, dia  akan ke Inggris. Ji Han mengeluh kenapa nasi yang ia masak belum matang, dia mengira rice cooker barunya rusak. Ibu ikut panik mencari paspor Ji Hye. Setelah menemukan paspornya, Ji Hye ingin langsung berangnkat tapi Ji Han menahanya karena hari ini pertama kalinya dia memasak nasi dan itu hadiah spesial untuk Ji Hye yang akan tinggal di luar negeri.



Minggu, 22 Maret 2015

An w_young's Self study


안녕하세요
Saturday night and i am still in front of my monitor for good reason. Yup read a post about 한국어 self study, it's so interesting. Out there many people share positive things about their journey of self study. I do self study and what i found is really amazing ,new journey,new friends, new knowledge, it's like find a new world. I write this only for share my feeling that i am so grateful. #SelfStudy #한국어 #많이좋아해요